Emotional Branding merupakan elemen penentu yang sangat penting yang membedakan merek yang sukses dengan merek biasa di pasar. Emotional Branding memberikan lapisan kredibilitas dan kepribadian yang baru pada sebuah merek, dengan menghubungkan merek dengan orang-orang pada tataran pribadi dan holistic.
Emotional Branding didasarkan pada rasa percaya yang unik yang terjalin erat dengan sebuah audiens. Pendekatan ini meningkatkan pembelian yang hanya sekedar dipicu oleh kebutuhan menjadi pembelian yang muncul dari alam hasrat. Strategi merek yang yang terintegrasi merupakan jantung dari emotional branding.
Tujuan emotional branding adalah melahirkan desain merek yang dapat membuat jantung pelanggan berdetak lebih cepat – menciptakan desain yang didasarkan pada pengalaman sensorial dan pemahaman atas keinginan emosional yang paling dalam. Emotional branding didasarkan pada kepercayaan unik yang dibangun bersama audensi. Emotional branding meningkatkan penjualan atas dasar kebutuhan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Emotional branding terkait dengan membangun hubungan dengan pelanggan yaitu memberikan nilai jangka panjang pada merek dan produk, terkait dengan pengalaman inderawi, desain yang membuat consumer merasakan produk, desain yang membuat consumer membeli produk.
Emotional branding bukan sekedar proses atau teknik riset, melainkan didasarkan pada hubungan antara manusia yang lebih dari sekedar data dan grafik. Ini adalah budaya dan cara hidup; keyakinan fundamental bahwa manusia adalah kekuatan sesungguhnya dalam perdagangan.
Sumber: Marc Gobe, Emotional branding: paradigma unut menghubungkan merek dengan pelanggan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
Seminar Nasional Statistik STIS, 3 Oktober 2011
13 years ago
No comments:
Post a Comment