Judul tersebut diambil dari judul buku “Emotional branding: paradigma untuk menghubungkan merek dengan pelanggan buku”, penulis: Marc Gobe, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005, dengan alih bahasa: Bayu Mahendra. 332 halaman termasuk indeks, ditambah 37 halaman pendahuluan.
“Dewasa ini, saya merasa pendekatan Emotional Branding merupakan elemen penentu yang sangat penting yang membedakan merek yang sukses dengan merek yang biasa di pasar. Namun hanya sedikit perusahaan yang memahami seni menilai - dengan kecerdasan dan kepekaan - kekuatan sejati di balik emosi manusia. Emotional Branding memberikan lapisan kredibilitas dan kepribadian yang baru pada sebuah merek, dengan menghubungkan merek dengan orang-orang pada tatanan pribadi dan holistic. Emotional Branding didasarkan pada rasa percaya yang unik yang terjalin erat dengan sebuah audiens. Pendekatan ini meningkatkan pembelian yang hanya sekedar dipicu oleh kebutuhan menjadi pembelian yang muncul dalam hasrat. Komitmen pada sebuah produk atau intuisi, kebanggaan yang kita rasakan saat menerima hadiah yang cantik dari merek yang kita senangi atau pengalaman berbelanja yang positif dalam sebuah lingkungan yang menakjubkan ketika seseorang mengetahui nama kita atau membawakan secangkir kopi untuk memberikan kita kejutan yang menyenangkan - perasaan-perasaan ini merupakan inti dari Emotional Branding” (Marc Gobe, Emotional Branding, www,emotionalbranding.com)
Emotional Branding merupakan elemen penentu yang sangat penting yang membedakan merek yang sukses dengan merek biasa di pasar. Emotional Branding memberikan lapisan kredibilitas dan kepribadian yang baru pada sebuah merek, dengan menghubungkan merek dengan orang-orang pada tataran pribadi dan holistic. Emotional Branding didasarkan pada rasa percaya yang unik yang terjalin erat dengan sebuah audiens. Pendekatan ini meningkatkan pembelian yang hanya sekedar dipicu oleh kebutuhan menjadi pembelian yang muncul dari alam hasrat. Strategi merek yang yang terintegrasi merupakan jantung dari emotional branding.
Tujuan emotional branding adalah melahirkan desain merek yang dapat membuat jantung pelanggan berdetak lebih cepat – menciptakan desain yang didasarkan pada pengalaman sensorial dan pemahaman atas keinginan emosional yang paling dalam. Emotional branding didasarkan pada kepercayaan unik yang dibangun bersama audensi. Emotional branding meningkatkan penjualan atas dasar kebutuhan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Emotional branding terkait dengan membangun hubungan dengan pelanggan yaitu memberikan nilai jangka panjang pada merek dan produk, terkait dengan pengalaman inderawi, desain yang membuat consumer merasakan produk, desain yang membuat consumer membeli produk.
Salah satu bentuk Emotional Branding adalah dalam kemasan (packaging), sebagai komponen utama desain merek. Menurut Marc, kemasan bukan sekedar warna-warna dan desain-desain tradisional melainkan untuk mengkomunikasikan esensi prouk demi mendapatkan hubungan yang bersifat emosional dengan pelanggan. Hal ini karena desain merek dalam pengemasan adalah bagian vital dalam pemasaran. Desain merek harus dapat menerjemahkan makna dari merek kepada pelanggan kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu tugas para desainer adalah menjadi duta antara perusahaan dan pasar, peran penghubung yang menciptakan bahasa dari keindahan dan emosi.
Emotional branding bukan sekedar proses atau teknik riset, melainkan didasarkan pada hubungan antara manusia yang lebih dari sekedar data dan grafik. Ini adalah budaya dan cara hidup; keyakinan fundamental bahwa manusia adalah kekuatan sesungguhnya dalam perdagangan.
Dalam buku tersebut berisi diskusi dan analisa perubajan-perubahan demografis serta munculnya budaya baru yang kuat dan tidak bisa dihindari dalam sebuah pasar revolusioner. Dijelaskan pula bagaimana pemimpin dalam “perekonomian yang dibentuk atas dasar emosi” yang ada pada saat ini, di mana visi mereka menjadikan lingkungan kita sekarang menjadi lebih menyenangkan, lebih menarik dan dapat memberikan lebih pada kita semua. Di bagian akhir, penulis mengungkapkan sejumlah penelitian dan teknik riset rahasia yang penulis miliki selama ini.
Seminar Nasional Statistik STIS, 3 Oktober 2011
13 years ago
1 comment:
apa anda mempunyai bukunya?
Post a Comment