--Hermawan Kartajaya--
Membangun Segitiga PDB Bagi Diri Anda
Banyak orang yang punya potensi untuk sukses tetapi tidak mampu menikmati kesuksesan atau banyak orang yang telah sukses tetapi sesungguhnya mampu menuai kesuksesan yang jauh lebih tinggi. Hal ini karena mereka tidak mampu berpikir secara marketing. Mereka tidak berpikir secara strategis mengenai dirinya dan potensi yang dimilikinya. Mereka tidak menyikapi namanya sebagai sebuah “merek”. Mereka tidak pernah mau peduli untuk membangun core competence-nya. Apabil berbicara mengenai produk, sesungguhnya kita seperti merk yang mempunyai resource atau sumber daya yang dapat diolah dan dikembangkan.
Sumber daya yang paling dasar adalah waktu. Waktu dapat kita manfaatkan untuk hal apapun, hal yang baik maupun yang buruk. Selain itu kemampuan atau talenta yang unik yang membedakan dengan orang lain. Sumber daya tersebut harus diolah dan dikembangkan dan diolah sedemikian rupa sehingga mendatangkan value dan dapat “dipasarkan” kepada target market atau stakeholder atau dengan kata lain menjadi core competence.
Kita sebagai pribadi harus mentransformasi sumber daya yang kita miliki (waktu, talenta, etos kerja, harta) menjadi kompetensi dan akhirnya menjadi keunggulan bersaing pada diri kita. Selanjutnya setelah mengetahui keunggulan bersaing yang kita miliki, kita harus dapat memasarkan diri kepada “pasar” atau stakeholder. Untuk memasarkan tersebut Hermawan Kertajaya memberikan konsep pemasaran yang dikenal dengan konsep positioning-diferensiasi-branding (PDB) atau lebih dikenal dengan Segitiga PDB.
Elemen pertama dari Segitiga PDB adalah positioning, yaitu bagaimana mampu secara tepat memposisikan diri dibenak pelanggan atau target pasar. Kedua adalah diferensiasi, yaitu bagaimana menopang positioning yang tepat tersebut dengan diferensiasi yang kokoh. Ketiga adalah branding, yaitu bagaimana membangun ekuitas merek diri secara berkelanjutan. Hermawan menyebutkan bahwa Segitiga PDB adalah core strategy.
Positioning yang didukung dengan diferensiasi yang kokoh akan menghasilkan brand integrity yang kuat. Brand integrity yang kuat ini pada gilirannya akan menghasilkan brand image yang kuat. Sehingga pada akhirnya, brand image yang kuat akan memperkuat positioning yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila proses di atas berjalan dengan mulus, ini akan menciptakan yang disebut self reinforcing mechanism atau proses penguatan secara terus menerus dan pada gilirannya akan menjadi landasan bagi penguatan keunggulan kompetitif. Namun jika terjadi sebaliknya yaitu positioning tidak mampu menghasilkan brand identity, diferensiasi tidak mampu menghasilkan brand integrity, dan keduanya secara bersama-sama tidak mampu membentuk brand image yang solid maka akan terjadi erosi secara terus-menerus dari keunggulan kompetitif. Proses yang pertama disebut virtous circle dan kedua disebut vicious circle.
Berikut ini contoh-contoh yang berkaitan dengan Segitiga PDB.
Contoh 1: Aa Gym, seorang yang sukses memasarkan dirinya karena memang Segitiga PDB yang dimiliknya benar-benar kokoh.
-. Positioning, Aa Gym secara cerdas dan tepat berhasil membangun positioning dirinya, yakni seorang mubaligh yang mampu menyampaikan dakwahnya secara modern dengan bahasa yang akrab, mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
-. Diferensiasi, terletak pada produk yang ditawarkannya, yakni petuah-petuah yang didasarkan pada Al Qur’an dan Al Hadist. Masalah yang disampaikan lebih menekankan pada masalah hati (qolbu), karena menurutnya hati merupakan unsur yang paling fundamental dalam kehidupan manusia.
Contoh 2: Roby Djohan, orang yang banyak makan asam garam dunia perbankan.
-. Positioning, sikap kukuh pada profesionalisme.
-. Diferensiasi, kemampuannya dalam melakukan restrukturisasi pada setiap perusahaan yang dia masuki. Leadership yang tegas, kuat, serta dukungan dari tim yang solid.
Sumber: Kartajaya, Hermawan; Marketing Yourself:Kiat Sukses Meniti Karir dan Bisnis, MarkPlus&Co, Jakarta, 2005
Seminar Nasional Statistik STIS, 3 Oktober 2011
13 years ago
No comments:
Post a Comment